Page 239 - Modul Integrasi Materi Geoprak Bayah Dome
P. 239

196




                        keragaman	budaya	yang	akan	dibahas	berikut	ini.
                        Gambar  1.6  Ilustrasi  Pelayaran  dari  Yunan  ke  Indonesia.  Proses  masuknya
                        Nenek  Moyang  bangsa  Indonesia  dari  Yunan,  Tiongkok  mempengaruhi
                        keragaman budaya Masyaratak Indonesia Sumber.




                           b.  Pengaruh Faktor Geografis dan Keragaman Budaya di Indonesia



                                                 Masyarakat Adat Bayah


                        Kasepuhan Bayah berasal dari keturunan sekitar Jasinga-Gajrug dan masuk ke
                        wilayah sekitar sungai Cimadur dengan tugas sebagai Mandiri Mangku Makuta

                        atau sebutan lainnya sebagai Pancer Mandiri. Berdasarkan penuturan tokoh atau
                        salah satu kolot Bayah tugas dari Pancer Mandiri adalah bagain penerangan dalam

                        asal-usul  sejarah  turunan  Jasinga  yang  menyebar  ke  arah  selatan  (Kokoncong
                        Madur) termasuk sejarah Kasepuhan lain . Tugas ini di dasari oleh filosofi manggul
                        piutus ratu ngemban piwarangan sultan, aya paribasa dawuh ratu sabda raja (yang
                        diamanatkan  oleh  leluhur  untuk  dilaksanakan),  untuk  mengisi  dan  mengelola

                        wilayah selatan sekitar wilayah aliran dan muara Sungai Cimadur yang bermuara
                        ke  samudera  Indonesia  (pantai  Bayah).  Adat  istiadat  yang  dilaksanakan  di

                        Kasepuhan Bayah adalah melakukan ritual jiarah di Bungkeureuk (tempat yang
                        dikeramatkan)  setiap  bulan/tahun  islam  yang  jatuh  pada  tanggal  14  (malam
                        senin/malam  kamis).  Tidak  melakukan  seren  tahun  seperti  di  Kasepuhan  yang
                        lain,  juga  tidak  mempunyai  incu-putu  hanya  sekup  keluarga  saja.  Sejak  yang

                        menjadi  Kasepuhan  Bayah  dipegang  oleh  Ama  Pura  sampai  sekarang  telah
                        mengalami  tiga  kali  pergantian  sesepuh  secara  turun  temurun.  1.  Ama  Pura

                        (pernah  menjadi  Camat  Bayah)  2.  Ama  Otoy  3.  Ama  Ujang  (Ujang  Ani)  yang
                        sekarang menjadi sesepuh akan tetapi berdomisili di Tanggerang. Sehingga tugas
                        dan  urusan  keseharian  sesepuh  dipegang  oleh  Ama  Bajaji.  Ama  Bajaji  pernah

                        menjabat  koordinator  sesepuh  Banten  Kidul  sejak  tahun  1968  sampai  sekitar
                        tahun  2000an.  Pada  tahun  1968  tersebut  ada  program  Gakoperta  Apicita
                        (pertanian dengan tanam padi 2 kali dalam setahun, serta introduksi pupuk kimia)

                        pada  saat  itu  Gubernur  Jawa  Barat  di  pegang  oleh  Mashudi.  Sumber.
                        https://sites.google.com/site/nimusinstitut/masyarakat-adat-bayah
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244