Page 47 - Laporan Akhir- Kajian Keterkaitan Geo Bio Budaya
P. 47
Keanekaragaman hayati merupakan variasi dan variabilitas kehidupan di
Bumi. Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat
genetik, spesies, dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati ialah keanekaragaman di dalam makhluk hidup dari
semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem perairan lain
serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya;
mencakup keanekaragaman di dalam jenis, antar jenis dan ekosistem. Dalam
pengertian lain; keanekaragaman hayati merujuk pada keanekaragaman semua
jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisms), serta proses ekosistem
dan ekologis dimana mereka menjadi bagiannya. Keanekaragaman genetik (didalam
jenis) mencakup keseluruhan informasi genetik sebagai pembawa sifat keturunan
dari semua makhluk hidup yang ada. Keanekaragaman jenis berkaitan dengan
keragaman organisme atau jenis yang mempunyai ekspresi genetis tertentu.
Sementara itu, keanekaragaman ekosistem merujuk pada keragaman habitat, yaitu
tempat berbagai jenis makhluk hidup melangsungkan kehidupannya dan
berinteraksi dengan faktor abiotik dan biotik lainnya.
4.2.1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Keragaman hayati di Geopark Bayah Dome tersebar khususnya di kawasan
Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Taman Nasional Gunung Halimun Salak
merupakan hutan hujan tropis pegunungan terluas di Pulau Jawa. Kawasan ini
juga merupakan habitat berbagai jenis satwa, tumbuhan dan jasad renik.
Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS) adalah salah satu taman
nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas
113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi hutan hujan dataran
rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi
kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Dengan lingkup wilayah yang bergunung-
gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m)
dan Gunung Salak (2.211 m). Lebih dari 700 jenis tumbuhan berbunga hidup di
hutan alam di dalam TNGHS, dan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang
dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili, dan lain-
lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa
kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul
dan masyarakat Baduy (www.halimunsalak.com, 2023).
Kekayaan hayati kawasan taman nasional ini telah lama menarik perhatian
para peneliti, dalam dan luar negeri. Banyak catatan telah dibuat, terutama setelah
status kawasan ditingkatkan menjadi taman nasional, dan banyak pula yang telah
diterbitkan, khususnya semasa masih bernama Taman Nasional Gunung Halimun.
Tutupan hutan di taman nasional ini dapat digolongkan atas 3 zona vegetasi:
Zona perbukitan (colline) hutan dataran rendah, yang didapati hingga ketinggian
900–1.150 m dpl.
Zona hutan pegunungan bawah (submontane forest), antara 1.050–1.400 m dpl;
dan
39