Page 32 - Modul Integrasi Materi Geoprak Bayah Dome
P. 32
24
Menurut Karl Mannheim, (2003) kontak dapat dibedakan ke dalam
dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder.
a. Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara
masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon surat
menyurat, email, internet, whatsupp, dan lain-lain.
b. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan
pihak ketiga. Misalnya, minta bantuan teman untuk
mentampaikan pesan kepoada orang lain karena alasan tertentu
tidak dapat dilakukan secara langsung.
Kontak sosial dapat terjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Antara orang perorangan. Misalnya seorang bayi yang
beriteraksi dengan ibunya melalui tangisan ingin digendong.
Rengekan anak merupakan bentuk interaksi. Walaupun tanpa
kata-kata, tetapi ibunya memahami keinginan anaknya. Pada
waktu yang lain, bisa jadi bentuk interaksinya bersifat negatif,
misalnya kakak dan adik bertengkar.
b. Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang
pemandu wisata sedang menjelaskan tentang geosite Geopark
Bayah kepada sekelompok wisatawan.
c. Antara kelompok dengan kelompok. Misalnya kesebelasan
sepak bola berhadapan dengan kesebelasan lainnya.
Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa adanya interaksi sosial
dibutuhkan komunikasi dan kontak sosial. Dalam proses kontak dan
komunikasi akan mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku
yang saling berinteraksi.
Dalam proses interaksi, mungkin saja terjadi suatu kontak sosial
namun tidak terjadi komunikasi. Misalnya saja, orang wisatawan asing
(berbahasa Inggris) bertemu dengan masyarakat lokal di kawasan
geopark bayah yang belum bisa berbahasa inggris. Mereka terjadi
kontak sosial namun mungkin belum dapat berkomunikasi.
3. Faktor–Faktor Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial akan memiliki pengaruh terhadap para pihak
yang saling berinteraksi sosial. Para ahli menyebutkan factor-faktor
interaksi sosial. Berikut ini adalah factor pendorong dan sekaligus
dampak dari adanya proses interaksi yaitu:
a. Terjadinya Imitasi
Imitasi artinya peniruan. Akibat dari adanya interaksi sosial,
biasanya akan terjadi imitasi sikap atau tingkah laku. Imitasi dapat
bersifat positif dan negatif. Contoh proses imitasi, misalnya siswa
SMP di Kawasan Geopark pernah bertemu dengan wisatawan
asing. Pada waktu interaksi sosial, siswa melihat wisatawan asing
sedang memungut sampah di lokasi wisata dan memasukkan ke
tempat sampah. Siswa melihat kagum terhadap perilaku wisatawan
asing tersebut, sehingga siswa melakukan imitasi perilaku yang
positif. Namun pada waktu lain, wisatawan tersebut berpakaian
minim di tempat umum. Siswa tersebut ternyata mengikutinya,
karena dianggap baik padahal tidak sesuai dengan budaya setempat.