Page 46 - LAPORAN PENELITIAN ITI SEPT 2021
P. 46
Tabel 3. 1 Tabel Pembagian peran lintas sektor
No. Sektor Peran Keterangan Contoh
1 Pemerintah Regulator Pusat (Kementerian) Kementerian ESDM,
Kemen.Parekraf, Bappenas dan
Kemenko.Marinves,
Daerah (Dinas/SKPD)
Dinas Pariwisata, Bappeda, Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas
Pekerjaan Umum
2 Swasta Kerjasama Badan Usaha Bank Indonesia, PT. Amman
Pembiayaan Unit Usaha Mineral, PT TOBA TENUN, SKK-
(CSR, Perbankan K3S Migas, PT. Gag Nikel, PT
Pinjaman, dll) Timah Tbk, PT MCM.
3 Komunitas Paguyuban/Perhimpunan UMKM Sri Coffee, Pokdarwis
Pokdarwis, Jagaranta, Koperasi Lingkar Rinjani,
Karang TAruna INLA (kerjasama pelestarian
lingkungan hidup), Kelompok Sadar
Wisata Huta Tinggi, dll.
4 Media Promosi, Media Massa
sosialisasi Medisa Sosial
5 Akademisi Pengembangan Perguruan Tinggi
penelitian Lembaga Pelatihan &
Keterampilan
Kolaborasi dalam Pengelolaan Geopark
Upaya-upaya dalam menciptakan hubungan yang saling menghormati dan saling menguntungkan dengan
komunitas lokal merupakan aset berharga bagi geopark. Sejumlah proyek keterlibatan lokal sebagai cara untuk
meningkatkan kesadaran publik tentang geoheritage, seperti mendirikan pusat geoheritage lokal, mengatur tur
dan acara geologi, serta mengembangkan dan mempromosikan masakan geopark. Manfaat ekonomi yang
diperoleh melalui pariwisata berkelanjutan dan revitalisasi budaya tradisional memberikan insentif bagi
masyarakat setempat untuk mendukung konservasi di daerahnya. Selain itu, keterlibatan kelompok sekolah
formal juga merupakan kelompok yang paling umum dan paling mudah untuk terlibat dengan keanekaragaman
hayati yang dimiliki masyarakat lokal (Wang, Tian, & Wang, 2015).
Namun kondisi di beberapa negara juga ada yang menunjukkan pengelolaan pariwisata di kawasan lindung
dipengaruhi oleh lemahnya sistem tata kelola masyarakat yang terlihat dalam hal kerja sama dan koordinasi
yang buruk antar pemangku kepentingan (misalnya, pemerintah, swasta dan LSM; lokal, regional, nasional dan
internasional serta konflik atas penggunaan sumber daya (Eklund, Arponen, Visconti, & Cabeza, 2011;
Zafarullah & Huque, 2001). Sehingga lahirlah sebuah konsep “Adaptif Co-Management” (ACM) yang bertujuan
untuk memajukan pendekatan pengelolaan bersama sementara dengan tujuan yang luas untuk meningkatkan dan
melestarikan sumber daya alam dan meningkatkan ketahanan sosialekologis sistem lingkungan. Pendekatan
ACM juga didasarkan pada partisipasi berbagai kelompok pemangku kepentingan (termasuk warga masyarakat
37